Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan menjawab isu Indonesia akan membeli jet tempur J-10 dari China. Menurutnya, hal itu masih sebatas rumor.
“Ya itu masih rumor lah ya,” kata Donny saat ditemui di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6).
Donny menuturkan, rumor ini muncul saat Kepala Staf Angkatan datang ke China untuk menyaksikan langsung airshow. Saat itu, Pemerintah China menawarkan pesawat itu.
“Jadi kan waktu itu kan Kepala Staf Angkatan Negara berkunjung ke China lah ya, di dalam airshow itu. Dan melihat pesawat itu, dan termasuk ditawarkan pesawat itu ya,” ujarnya.
Menurut Donny, pihaknya masih mengevaluasi kemungkinan penggunaan jet tempur J-10 sebagai bagian dari sistem pertahanan Indonesia. Ia menyebut posisi Indonesia sebagai negara non-aliansi memungkinkan untuk membuka kerja sama pertahanan dari berbagai negara, termasuk China.
“Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita. Kita kan negara yang netral lah ya, kita tidak berpihak pada satu negara, kita tidak ada aliansi, kita bisa mengambil sumber senjata dari negara mana pun, termasuk China juga. Sehingga kalau memang kita evaluasi, ini pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” ujarnya.
Pernyataan Donny ini disampaikan usai pertemuan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, dalam rangka membahas sejumlah isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional.
Salah satu yang dibahas, yakni pengiriman pilot RI untuk latihan di China.Namun Donny menekankan bahwa pembahasan soal alutsista masih jauh dari keputusan akhir.
Ia menuturkan ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi sebelum Indonesia memutuskan membeli jet tempur dari luar negeri, termasuk dari China.
“Kriteria-kriterianya untuk pesawat tempur ini yang kita harapkan, ya pertama itu nanti bisa diintegrasikan dengan sistem yang ada di kita ya. Kita kan sudah punya sistem ya, lalu kemudian terkait dengan kemampuannya, jarak terbangnya berapa, kemampuan bawa senjata apa saja, nah itu juga harus kita lihat nanti ya,” jelas Donny.
Ia menambahkan bahwa saat ini belum ada tim yang dikirim secara khusus untuk mendalami penawaran J-10 dari China.
“Ini kan baru penawaran, lalu kemudian kita melihat kemungkinannya. Belum, kita belum kirim tim untuk mendalami itu juga,” tutupnya.